NAGAHITAM - Mengonsumsi makanan yang berminyak dan digoreng tentu sangat menyenangkan. Ya, makanan tersebut memang terasa sangat lezat saat dikonsumsi, meski demikian makanan tersebut menyimpan bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng disebut sebagai yeet hay. Istilah ini diyakini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam tingkat energi tubuh yang menggambarkan perasaan seseorang setelah mengonsumsi jenis makanan ini.

Menurut orang Tionghoa yang lebih tua, gejala-gejala penyakit yeet hay seperti sakit tenggorokan, jerawat, lesu dan sariawan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ menunjukkan bahwa makanan yang digoreng dapat menyebabkan efek yang lebih berbahaya daripada gejala yeet hay.

Sebagaimana dilansir Next Shark, Selasa (18/2/2019) penelitian yang dilakukan pada wanita pascamenopause di Amerika Serikat, satu porsi ayam atau ikan goreng secara teratur dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi karena penyakit apapun kecuali kanker.

Tim peneliti mempelajari kebiasaan makan hampir 107 ribu wanita antara usia 50 dan 79 dari 40 klinik di Amerika Serikat (AS) antara 1993 dan 1998. Dalam perhitungan studi, para peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang terikat dengan kematian, termasuk tingkat pendidikan, pendapatan, konsumsi energi total dan kualitas makanan secara keseluruhan. 

Berdasarkan temuan, wanita yang mengonsumsi satu porsi atau lebih ayam goreng sehari, memiliki risiko kematian sebesar 13 persen lebih tinggi. Peningkatan risiko kematian terkait jantung sebesar 12 persen dibandingkan dengan wanita yang tidak makan makanan yang digoreng.

Sementara itu, mereka yang mengonsumsi satu porsi ikan goreng atau kerang setiap hari, memiliki risiko kematian sebesar tujuh persen lebih besar dan 13 persen lebih tinggi mengalami masalah kardiovaskular.

Para peneliti berpendapat bahwa mengurangi konsumsi makanan yang digoreng terutama ayam dan ikan sangat ideal bagi kesehatan.

“Kita tahu konsumsi ikan goreng adalah sesuatu yang sangat umum di Amerika dan seluruh dunia. Sayangnya, kita hanya tahu sedikit tentang dampak kesehatan jangka panjang dari konsumsi makanan yang digoreng,” tutur Wei Bao selaku asisten profesor epidemiologi di University of lowa. 

Sementara studi sebelumnya telah melihat hubungan antara makanan yang digoreng dengan peningkatan risiko diabetes tipe dua serta penyakit jantung. Bao percaya penelitian mereka adalah yang pertama di AS yang mencari korelasi antara makanan yang digoreng dan kematian.

Namun, peneliti ini tidak menemukan hubungan substansial antara konsumsi makanan yang digoreng atau spesifik dengan kematian akibat kanker.

“Jika Anda menggoreng ikan, itu bisa mengubah hal yang baik menjadi berbahaya. Meskipun ada peningkatan risiko mengonsumsi makanan yang digoreng dalam hal kematian, namun risikonya rendah,” tutupnya.

CONTACT PERSON : 
BBM : DE37C952 - D621F946
LINE : Bolapelangi
WHATSAPP : +6281333472723 | +855963551436
INSTAGRAM : Bolapelangi_01